Sabtu, 15 November 2014

Dampak Negatif Budaya Pacaran di Kalangan Remaja : Cermin Masa Depan

Soal pacaran di zaman sekarang, tampaknya menjadi gejala umum di kalangan kawula muda. Barangkali fenomena ini sebagai akibat dari pengaruh kisah-kisah percintaan dalam roman, novel, film, dan syair lagu. Sehingga terkesan bahwa hidup di masa remaja memang harus ditaburi dengan bunga-bunga percintaan, kisah-kisah asmara, harus ada pasangan tetap sebagai tempat untuk bertukar cerita dan berbagi rasa. Di masa remaja juga proses pencarian jati diri seseorang berlangsung, karena bergaul pula, kita akan bisa saling mengenal satu dengan yang lain, mulai dari nama, kebiasaan atau hal-hal yang disukai oleh orang yang kita ajak bergaul. Ada pula yang mengatakan dengan istilah ‘Tak Kenal, Maka Tak Sayang’, karena belum saling kenal maka tak saling tahu bahkan saling menyayangi. Tapi jangan lantas jadi tebar pesona. Dan pada proses itulah banyak para remaja yang terjebak ke dalam pergaulan bebas “PACARAN” tersebut karena tidak mengetahui dampak buruk bagi dirinya sendiri. Pacaran di kalangan remaja saat ini telah mencapai titik kekhawatiran yang sangat tinggi atau cukup parah, terutama seks bebas dan banyaknya melakukan perbuatan zina yang merupakan dosa besar.
Dampak Negatif Pacaran
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk.” (TQS. Al-Isra [17] : 32).
Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa saat ini tidak aneh jika banyak dikalangan remaja banyak yang melakukan aktivitas pacaran, sehingga mengakibatkan banyaknya melakukan perbuatan zina dan dosa besar. Meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS, serta wanita terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah. Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja, namun sudah merambat sampai ke anak SMP. Sepanjang tahun 2011 lalu, tercatat ada 148 kasus seks pranikah, 30 kasus infeksi saluran reproduksi, 30 kasus infeksi menular seksual (IMS), 220 kasus kehamilan tidak diinginkan atau di luar nikah, serta 325 kasus persalinan remaja baik karena menikah di usia dini maupun di luar nikah.
“Kasus tertinggi ada di Kecamatan Banjarmasin Selatan, khususnya SMP,” ujar Kepala Dinkes Kota Banjarmasin, Diah R Praswasti. Dari beberapa penelitan yang dilakukan sejak tahun 2006, sebanyak 62,7 persen remaja SMP tidak perawan dan 21,2 persen remaja mengaku pernah aborsi. Seksual aktif di kalangan remaja adalah realitas yang tidak bisa dipungkiri. Kebanyakan remaja mengaku awalnya coba-coba dan penasaran.
Namun tak jarang, banyak sekali orang-orang yang melakukan perbuatan keji dan tidak berkeprimanusiaan untuk menutupi aib nya, yaitu dengan melakukan aborsi. Padahal mereka tahu akibat aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan tubuhnya sendiri dan keselamatannya secara fisik. Bahkan bukan hanya pada kesehatan dirinya sendiri, tetapi juga sangat berdampak hebat bagi keadaan mental seseorang yang melakukan aborsi tersebut. Namun demi menutupi aib yang ia timbulkan sendiri, ia rela mempertaruhkan nyawanya sendiri. Oleh karena itu jika tidak secepatnya di atasi, akibat pergaulan bebas dari pacaran ini akan sangat membawa dampak negatif dan efek yang buruk bagi perkembangan zaman.
Solusi Islam
Dalam kehidupan Islam sebagaimana yang dapat kita baca dalam sejarah Rasulullah SAW, atau buku-buku yang menggambarkan kehidupan Islam pada masa Rasulullah SAW, aktivitas kaum lelaki dan wanita terpisah, kecuali dalam beberapa aktivitas khusus yang diperbolehkan syariat.
Misalnya, Islam menggariskan bahwa perempuan harus menutup aurat di hadapan lelaki yang bukan mahramnya, pun sebaliknya. Memerintahkan perempuan maupun lelaki untuk menundukkan pandangan, serta menjaga kehormatan dan kemuliaannya di hadapan non mahram. Oleh karena itu, sebagai remaja harus membiasakan berfikir panjang ke depan sebelum melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan buruknya bagi diri kita, keluarga, dan orang lain. Dengan memperbanyak mengenal ilmu agama dan mengetahui adab-adab dan norma-norma hukum agama sehingga kita dapat mempraktekannya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan itu dapat mencerminkan kehidupan generasi penerus masa depan yang baik dan berakidah Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar