Assalamu’alaykum!
Salam Kamis Seru!
Muslimah yang dirahmati
Allah, kalau boleh saya membagi fase hijab di tanah air maka ada tiga
tahapan. Anda boleh tidak setuju, boleh juga tidak. Fase pertama, adalah
ketika para muslimah dihadang oleh peraturan sekuler yang zalim untuk
berhijab. Sebelum tahun 90-an berkerudung masih menjadi hal yang asing
di tengah kaum muslimin, termasuk para muslimah. Kerudung yang saya
ingat ketika kecil adalah kerudung ibu hajah dan para ustadzah berupa
ciput atau tutup kepala menyerupai blangkon. Ada juga yang menjuntaikan
kain ke kepalanya sembari tetap terlihat sebagian besar kepala, telinga
dan rambutnya juga lehernya. Di sini sekulerisme bertahta di atas
keindahan tubuh wanita.
Fase kedua, adalah
menguatnya kesadaran untuk berhijab secara sempurna. Ini diawali pada
kisaran awal tahun 90-an. Pada masa ini muslimah mulai berjuang untuk
menegakkan kehormatannya dengan berhijab. Di kota saya tinggal, Bogor,
beberapa muslimah berjuang sepenuh tenaga di sekolah mereka untuk tetap
bisa melaksanakan perintah Allah SWT. Mereka didiskriditkan; tak boleh
masuk kelas, tak bisa mengikuti ujian, dan mendapat perlakuan sinis dari
beberapa guru. Alhamdulillah akhirnya perjuangan itu membuahkan
keberhasilan. Sujud syukurpun dilakukan di berbagai tempat. Setelah
berhasil di fase ini jilbab pun tumpah ruah di seantero Nusantara. Di
sekolah, di kampus, di perkantoran, dimana-mana.
Tapi keleluasaan seringkali
melenakan. Sedangkan keterlenaan adalah jalan menukik menuju
keteledoran dan kesalahan. Itulah yang dirasakan di fase ketiga, yaitu
sekarang. Hijab adalah tanda ketundukkan kepada Allah SWT. akan perintah
menutup aurat bagi kaum muslimah. Ketundukkan itu ditunjukkan kaum
muslimah di Madinah seperti kesaksian Aisyah ra. “Semoga Allah
melimpahkan rahmatNya kepada para istri shahabat Muhajirin. Ketika ayat
tentang jilbab turun, mereka robek kain korden lalu mereka kenakan
sebagai jilbab sehingga mereka seperti burung gagak”.
Ketaatan dan ketundukkan adalah strong why
mengapa seorang muslimah harus berhijab. Untuk itu ia rela tutupi
kemolekan tubuhnya dalam balutan kerudung dan jilbab. Tanpa lekukan,
tiada transparan dan menghilangkan keinginan untuk mempertontonkan
kecantikan ke hadapan lelaki bukan mahromnya.
Tapi keleluasaan sering
menggiring orang pada keterlenaan yang berujung pada kesalahan. Termasuk
dalam berhijab. Dengan menyesal saya harus mengatakan bahwa banyak
muslimah yang berhijab tapi tak mau kehilangan pesona kecantikannya.
Bahkan hijab disalahgunakan untuk memperkuat aura kecantikan.
Benar hijab memang tak akan
menghilangkan aura kewanitaan seorang muslimah. Justru kian memperkuat
status kewanitaan seseorang muslimah. Tapi tidak tepat bila hijab
digunakan untuk menonjolkan kecantikan seorang perempuan. Hal itu
terjadi manakala seorang hijaber bertabarruj lewat penampilannya lewat
berbagai gaya dan asesoris pakaian mereka.
Belum lagi pakaian yang
digunakan pun belum memenuhi syarat sah busana muslimah yakni kerudung
dan jilbab. Tak transparan, tak menampilkan lekukan tubuh, dan jilbab
itu berupa gamis atau baju panjang hingga ke mata kaki.
Dengan menyesal saya juga
harus mengatakan tidak sedikit narasumber yang semena-mena menafsirkan
model dan bentuk hijab. Boleh berpantalon, boleh menggunakan kaos, boleh
dengan bahan yang membentuk lekukan tubuh, dsb. Para narasumber ini
cenderung menggampang-gampangkan urusan ibadah. Padahal syariat telah
menjelaskan dengan gamblang model dan bentuk busana muslimah.
Ditambah lagi bermunculan
aneka lomba yang mengeksploitasi kecantikan para muslimah berhijab ini.
Mottonya: meski berhijab kamu tetap bisa kelihatan cantik di depan
banyak lelaki. Makin kaburlah misi dari ajaran hijab yang sebenarnya
bermaksud memuliakan wanita ini.
Pada fase ini secara pelan tapi mantap kapitalisme bisa merasuk ke dalam ajaran berhijab.
Hijab tak menghilangkan kesempatan wanita tonjolkan kecantikan
Hijab tak membuat wanita tak bisa keluarkan daya pikat
Hijab tak membuat wanita tak bisa bersolek
Hijab tak membuat wanita tak bisa menggoda lelaki mana saja
Astaghfirullah al-adzim. Semoga ini segera disadari para muslimah.