Senin, 03 November 2014

Kapitalisme-Liberalisme Pembunuh Rakyat, Sekularisme-Demokrasi Penipu Rakyat (5)

Catatan Bidang Politik
Partai Politik dan Dinasti Politik Korup
Gurita politik terjadi baik yang dilakukan oleh Lembaga politik ditingkat legislatif, eksekutif, maupun yudikatif, partai politik maupun lingkaran elit politik yang melibatkan keluarga dan kerabat mereka sendiri untuk mempertahankan kekuasaan agar tidak keluar dari link mereka. Selanjutnya kekuasaan itu dijadikan alat untuk mengamankan diri dan kepentingan. Kekuasaan itu juga menjadi alat ampuh untuk motif uang. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menilai kepolisian, dewan perwakilan rakyat, dan pengadilan, secara berurutan menjadi lembaga negara terkorup di Indonesia. Hal itu, dibeberkan sendiri oleh komisioner KPK Adnan Pandu Praja, saat memberikan ceramah Political Corruption di depan 150 pegawai dan pejabat KPU di Gedung KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/9/2013).
Agustus 2013, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini tertangkap tangan menerima suap di rumahnya. Uang itu dari perusahaan migas yang ingin memenangi tender. Dan yang paling spektakuler di tahun 2013 adalah tertangkapnya Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar oleh KPK. Ia ditangkap di rumah dinasnya, komplek pejabat tinggi negara karena diduga menerima uang suap dalam kasus Pilkada di Kab Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
Bersamanya digelandang pula kader Partai Golkar Chairunnisa. Yang ternyata juga melibatkan gubernur banten Ratu Atut. Sepak terjang dinasti Atut ini pun menambah deret panjang jejak korupsi di birokrasi. Kementerian Dalam Negeri mencatat sebanyak 309 kepala daerah di Tanah Air terjerat kasus korupsi sejak pemilihan kepala daerah secara langsung pada 2005, baik berstatus tersangka, terdakwa maupun terpidana. Direktur Jenderal Otonomi Daerah Djohermansyah Djohan menilai faktor utama tindak pidana korupsi yang dilakukan para kepala daerah itu adalah tingginya biaya politik selama pemilihan umum kepala daerah berlangsung. “Karena dalam politik tidak ada yang gratis.”
Hampir semua lini terlibat korupsi. Tak terkecuali, para pejabat tinggi. Wakil Presiden Boediono diperiksa KPK karena diduga bertanggung jawab atas pengucuran dana bagi Bank Century, Rp 6.7 triliun. Demikian pula Istana disebut-sebut terlibat dalam berbagai tindak korupsi dalam kasus impor daging sapi dan Hambalang. Tak hanya Wapres Boediono, dugaan terlibatnya SBY dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Edhie Baskoro, terkait kasus Hambalang beberapa waktu lalu. SBY dan Edhie diduga terlibat dalam proyek senilai Rp 2,5 triliun. (voa-islam.com)
Itulah mengapa, politik dinasti dan fenomena partai politik sebagai mesin pencetak koruptor. menjadi salah satu bagian dinasti dan elit partai meraih kursi dan singgasana itu akan terus dipertahankan pada dinasti atau kepentingan kelompok partainya. Pakar menyebut ini sebagai ‘cacat bawaan demokrasi’.
Kesimpulan Analisis Problem Multidimensi 2013 dan Resolusi untuk 2014
Setelah menganalisa fakta kerusakan diberbagai bidang, Indonesia di tahun 2013 sebagaimana tahun – tahun sebelumnya masih dalam keadaan terpuruk dan terjajah, ini semua diakibatkan oleh permasalahan mendasar Negara Indonesia yang tidak memiliki kejelasan ideologi yang paripurna meliputi konsep dan sistem yang mengatur segala aspek kehidupan, sehingga Kapitalisme sebagai sebuah Ideologi global-lah yang menjadi pilot otomatis mengarahkan negara ini menuju jurang kehancuran. Kapitalisme dengan Landasan Sekularisme-Liberalisme menjadikan kondisi politik, ekonomi, sosial-budaya, hukum, hingga kedaulatan negara terancam. Lalu siapakah yang diuntungkan.? Bukan rakyat tapi pihak asing pengusung Ideologi Kapitalisme yakni Negara-Negara Kapital semacam Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, Rusia, China. Indonesia pun menjadi target pasar kapitalis dimana setiap perundang-undangan dibuat dalam rangka memuluskan kepentingan pihak asing untuk merampok SDA/SDE Indonesia, menjadi rakyat Indonesia sebagai target pasar dan menjadi budak dinegerinya sendiri.
Kondisi seperti ini melahirkan kesenjangan kesejahteraan antara pihak kapital dan rakyat yang semakin hari semakin termarjinalkan, pada akhirnya rakyat menjadi frustasi dan lahirlah berbagai macam tindak kriminal dan konflik horizontal diberbagai tempat dimulai dari Jantung Ibukota hingga ke seluruh daerah di Indonesia, serangan budaya dan arus pemikiran hedonis liberal pun dikalangan generasi penerus bangsa pun semakin membuat masa depan Indonesia berada dalam kondisi suram dimana degradasi dan dekadensi moral adalah gambaran masa depan generasi Indonesia jika Kapitalisme Liberal masih terus dipertahankan.
Persoalan Ideologi negara yang telah berubah haluan menjadi Ideologi Kapitalisme diperparah dengan fakta bahwa rezim penguasa neoliblah yang menjadi kaki tangan pihak asing. Rezim penguasa Pengkhianat ini dari masa ke masa sejak Indonesia merdeka menjadi pengikut setia kepentingan Ideologi Asing yakni Kapitalisme Liberal dengan menerapkan sistem politik demokrasi sebagai pintu masuk melakukan proyek liberalisasi besar-besaran dengan tujuan merampok dan menjajah Indonesia, menanamkan racun budaya hedonis liberal kepada rakyat Indonesia yang mayoritas muslim, sementara Islam sebagai sebuah Ideologi dijegal dan dicampakkan.
Untuk itu GEMA Pembebasan menyerukan Resolusi untuk Indonesia Bangkit di tahun 2014 :
Mengganti ideologi negara yang telah ditunggangi oleh Kapitalisme-Liberal dengan ideologi Islam, dimana ideologi Kapitalisme-Liberal inilahyang secara faktual telah membunuh rakyat secara sistemik dan menjerumuskan bangsa Indonesia ke dalam jurang keterpurukan dan keterjajahan. Karenanya Hanya Ideologi Islam yang layak menjadi solusi sebagai sebuah Ideologi yang paripurna berasal dari Dzat Yang Maha Sempurna memiliki kejelasan konsep dan sistem untuk membawa negara ini lepas dari keterpurukan dan keterjajahan menuju kebangkitan dan pembebasan yang hakiki.
Mengganti rezim sekuler dan sistem kufur demokrasi yang telah nyata menjadi boneka sekaligus alat negara – negara kapital asing untuk memuluskan penjajahannya di Indonesia, Selama rezim sekuler dan sistem kufur demokrasi ini masih terus dipertahankan maka rakyat Indonesia akan terus-menerus dibohongi dan dirampok harta dan sumber daya alam/energinya baik oleh kapital asing atau pejabat korup melalui hasil pemilihan berdasarkan mekanisme politik transaksional ala demokrasi yang berlindung dibalik jargon suara rakyat dan kedaulatan rakyat.
Menegakkan ideologi Islam dengan Penerapan Syariah Islam Secara kaffah yang terbukti secara konseptual dan secara historis mampu membawa peradaban ummat manusia kedalam peradaban gemilang, dimana penerapan syariah Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara hanya bisa diterapkan secara totalitas oleh Institusi Politik Negara Islam yakni Khilafah Islamiyyah, yang akan menjaga harta dan kemuliaan rakyat baik muslim maupun nonmuslim, menjaga setiap jengkal wilayah Indonesia dan akan menyatukan seluruh potensi kekuatan dan kewilayahan negeri negeri Islam menjadi satu kekuatan politik yang kuat dibawah kepemimpinan global yang akan menandingi negara negara penjajah Amerika, Uni Eropa dan sejumlah negara pengusung Ideologi Kapitalisme lainnya.
Pengurus Pusat Gerakan mahasiswa Pembebasan
ttd
Firman Mahiwa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar