Sabtu, 15 November 2014

Sejarah Valentine’s Day

Ada apa ya dengan Februari? Februari adalah bulan kedua dari kalender Masehi, ya… semua pasti udah pada tahu. Namun ada satu tanggal di bulan ini yang seakan-akan menjadi ‘hari raya’ yang dinantikan oleh remaja (pada khususnya). Dimana tanggal 14, warna pink dan sebatang coklat adalah kata kuncinya… benar sekali, itulah Valentine’s Day (V-Day).
Tapi tahukah kamu, bagaimana sejarah V-Day ini? Mengapa pula harus dirayakan pada tanggal 14 Februari? Let’s Cekidot…
Banyak versi yang menjelaskan tentang sejarah V-Day, salah satunya menjelaskan bahwa peristiwa ini dimulai ketika Bangsa Romawi kuno memperingati Perayaan Lupercalia pada tanggal 15 Februari. Perayaan ini berlangsung selama beberapa hari, dua hari pertama dipersembahkan untuk Dewi Cinta Juno Februata. Para pemuda mengundi nama-nama gadis dalam kotak, lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak. Nama yang terpilih harus menjadi pasangannya untuk bersenang-senang selama setahun.
Sedangkan pada tanggal 15-nya digunakan untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini pula para wanita berebut meminta dilecut tubuhnya dengan kulit binatang dengan anggapan hal itu membuat mereka menjadi subur.
Ketika agama kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan pemuka agama mengadopsi perayaan itu dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Pada tahun 496 Masehi, Paus Gelasius I menjadikan perayaan tersebut menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan meninggal pada 14 Februari (The World Encyclopedia, 1998).
Namun sebenarnya, kisah perjuangan St. Valentine sebagai tokoh yang diabadikan itu sendiri ada beberapa versi. Karena ada tiga nama Valentine yang meninggal pada tanggal 14 Februari.
Versi pertama menceritakan bahwa Kaisar Claudius II memerintahkan penangkapan terhadap St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa dan menolak menyembah dewa-dewa Romawi. Lalu orang-orang yang mendambakan do’a St. Valentine menulis surat dan menaruhnya di terali besinya.
Menurut versi kedua, kaisar Claudius II menganggap bahwa tentara muda yang masih bujangan lebih kuat dan tabah di medan peperangan dibanding tentara yang sudah menikah. Sehingga Ia melarang para pemuda untuk menikah, namun St. Valentine melanggar larangan tesebut dengan menikahkan banyak pasangan muda secara diam-diam. Hal ini mengakibatkan Ia ditangkap dan dihukum gantung pada tahun 269 M (the World Book Encyclopedia, 1998).
Versi lainnya menyatakan bahwa Santo Valentinus adalah seorang martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan). Pada sore hari menjelang gugurnya, ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang dititipkannya pada sipir penjara dan tertulis ‘dari valentinusmu’.
Kesimpulan
Keseluruhan kisah di atas mempunyai satu benang merah, bahwa Valentine Day berasal dari budaya paganisme yang sangat kental sekali dengan aktivitas ritual penyembahan berhala. Kemudian terjadi kompromi dengan agama Kristen Katolik sehingga akhirnya perayaan ini diadopsi sebagai perayaan gereja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar